TANAMAN

Mengenal Pupuk Organik, Jenis dan Manfaatnya Untuk Pertumbuhan Tanaman

Sudahkah kamu mengetahui tentang pupuk organik? Salah satu faktor penting agar tanaman kamu tumbuh subur adalah dengan memberikan pupuk. Nah, kamu mesti banget tahu tentang jenis pupuk apa yang bisa kamu gunakan, yuk kita cari tahu!

Apa itu pupuk organik

Laman Wikipedia mendefinisikan pupuk organik sebagai salah satu jenis pupuk yang terbuat dari material sisa-sisa pelapukan makhluk hidup seperti sisa tanaman, manusia dan juga hewan. Sementara Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan pupuk organik sebagai zat hara tanaman yang berasal dari bahan-bahan organik. Di Indonesia, para petani mengenal pupuk organik jauh sebelum ditetapkannya revolusi hijau. 

Jenis pupuk organik

Pupuk organik terbagi dalam beberapa jenis tergantung dari material pembuatnya, yaitu:
 

  1. Pupuk kandang

    Berasal dari material kotoran hewan, pupuk kandang merupakan jenis pupuk organik yang sering digunakan. Alasannya, selain karena bahan baku pembuatannya mudah ditemui, yaitu dari kotoran hewan ternak seperti sapi, kambing, domba dan juga jenis unggas seperti ayam, itik dan bebek. Juga karena pupuk kandang banyak mengandung unsur hara makro seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Serta unsur hara mikro yaitu magnesium, kalsium, natrium, tembaga, besi, dan molibdenum. Pupuk kandang menjadi pilihan utama karena manfaat daya ikat ionnya tinggi dan mampu meningkatkan efektivitas material anorganik dalam tanah. Selain itu, kemampuan pupuk kandang untuk memperbaiki struktur tanah bermanfaat untuk optimalisasi pertumbuhan tanaman. Cara menggunakan pupuk kandang terbaik adalah dengan dibenamkan, hal ini untuk mencegah unsur hara di dalamnya terlalu banyak menguap.

     
  2. Pupuk hijau

    Jenis pupuk organik berikutnya adalah pupuk hijau. Pupuk ini berasal dari sisa tanaman yaitu dari jenis kacang-kacangan, tanaman air, atau tanaman dari jenis legume yang mengandung unsur hara seperti nitrogen, yang cukup tinggi. Kandungan pupuk hijau memberikan manfaat di antaranya untuk perbaikan kondisi fisik dan kimia serta biologi tanah agar produktivitas dan ketahanannya terhadap erosi bisa meningkat. Pupuk hijau biasanya digunakan dengan cara ditanam berselang-seling dengan tanaman utama.

     
  3. Pupuk kompos

    Pupuk kompos dihasilkan dari proses dekomposisi dan fermentasi material organik seperti limbah, tanaman dan hewan. Tanaman yang dijadikan bahan pupuk kompos di antaranya pisang, sekam padi, jerami, sayuran busuk dan gulma. Bisa juga terbuat dari sisa-sisa tanaman jagung dan sabut kelapa. Sementara material pembentuk pupuk kompos dari hewan adalah kotoran ternak, urin (kencing), sisa pakan ternak, dan cairan biogas. Pupuk kompos berfungsi untuk perbaikan struktur tanah, pengikat agregat atau zat hara pada tanah berpasir. Selain itu untuk peningkatan daya tahan dan daya serap, perbaikan drainase dan pori-pori tanah dan juga sebagai penambah unsur hara aktif. Penggunaan pupuk kompos biasanya dengan cara menyebarkannya di sekitar tanaman.

     
  4. Pupuk humus

    Selanjutnya ada pupuk humus yang merupakan pupuk organik dari hasil degradasi atau pelapukan dedaunan dan ranting tanaman yang terdekomposisi alias membusuk. Pembusukan ini merupakan formasi awal sebelum berubah menjadi humus atau disebut juga bunga tanah hingga pada akhirnya benar-benar menyatu menjadi tanah. Selain daun dan ranting, humus juga terbentuk dari limbah peternakan dan pertanian, sisa-sisa makanan, agroindustri, kayu, kotoran, sampah rumah tangga, hingga limbah padat dari perkotaan. Humus ini berfungsi untuk meningkatkan kapasitas kandungan air dalam tanah dan membantu menahan pupuk anorganik agar tidak larut air. Selain itu untuk mencegah penggerusan tanah, menaikkan aerasi dan fotokimia dekomposisi senyawa toksik atau pestisida.

     
  5. Pupuk organik buatan

    Meskipun berlabel organik, tetapi pupuk organik yang satu ini merupakan hasil racikan buatan dengan menggunakan alat-alat modern alias pabrikan. Namun manfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman tetap bisa dirasakan. Selain itu, pupuk organik buatan bisa juga untuk meningkatkan kandungan unsur hara yang diperlukan demi produktivitas dari tanaman tersebut. Fungsi lainnya adalah merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun juga membantu penggemburan dan penyuburan tanah. Pupuk ini digunakan dengan cara disebarkan disekeliling tanaman agar lebih efektif dan efisien.


     

Manfaat pupuk organik

Pupuk menjadi benda super penting untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman. Pupuk organik memiliki banyak manfaat yang berpengaruh mulai dari sisi perkembangan hingga peningkatan produksi tanaman tersebut. 
 

Dengan mengunakan pupuk organik bisa didapatkan manfaat sebagai berikut:
 

  1. Meningkatkan produktivitas lahan dan mencegah degradasi lahan 
  2. Memperbaiki sifat tanah dan lingkungan 
  3. Meningkatkan aktivitas mikrob, sebagai sumber makanan dan energi dalam penyediaan hara 
  4. Pupuk organik mengandung hara makro dan mikro yang berfungsi sebagai berikut : 
     

Nitrogen (N)          

  • Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
  • Sebagai sintesis asam amino dan protein
  • Baik untuk pertumbuhan vegetatif daun dan batang
     

Fosfor (P)  

  • Sebagai energi hasil metabolism
  • Meningkatkan pembungaan dan pembuahan
  • Merangsang pertumbuhan akar, biji, pembelahan sel tanaman dan jaringan sel
     

Kalium (K) 

  • Membantu proses fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim, dan mineral
  • Meningkatkan daya tahan dan kekebalan terhadap penyakit
  • Sebagai salah satu cara untuk melestarikan lingkungan

 

Pupuk organik memiliki banyak manfaat yang bisa dirasakan untuk perkembangan tanaman kamu. Bahkan dalam skala yang lebih kompleks, salah satu sistem pertanian yaitu LEISA atau Low External Input and Sustainable Agriculture menggunakan perpaduan pupuk organik dan anorganik melalui konsep good agricultural practices agar degradasi lahan dapat berkurang dan ikut memelihara kelestarian lingkungan.

Suka dengan Artikel ini? Jangan Lupa beri likes dan share ke temanmu

420
0
Simpan
Share

Komentar

Belum ada komentar

(*) Berkomentarlah secara bijaksana
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.