SEJARAH DAN BUDAYA

Asal Muasal Sejarah Natal dan Tradisi Natal

Kamu tahu ga sih sejarah Natal dan ada kisah apa di baliknya? Setiap tanggal 25 Desember, umat Kristiani merayakan Natal untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Beragam tradisi unik menjadi menyemarak setiap perayaan ini berlangsung lho!

Sejarah Natal

Dalam laman Wikipedia disebutkan bahwa Natal merupakan kata serapan dari bahasa Portugis yang artinya “Kelahiran” dan diturunkan dari ungkapan bahasa Latin Dies Natalis yang berarti “Hari Lahir”. Setiap tahun pada 25 Desember, oleh umat Kristen, Natal diperingati sebagai hari kelahiran Yesus Kristus. Namun tak semua tradisi yang identik dengan Natal mengandung unsur agama, ada juga yang merupakan pengaruh dari budaya Barat seperti pohon Natal, kartu dan berbagi hadiah, hingga kisah tentang Sinterklas.


Menurut para teolog Mesir, pada awalnya Natal diperingati sebagai sebuah perayaan sekitar tahun 200 Masehi di Aleksandria. Beragam perkiraan tanggal kapan persisnya perayaan tersebut pun bermunculan mulai dari 20 Mei, 19 atau 20 April. Di beberapa tempat lain perayaan dilakukan pada 5 atau 6 Januari,  ada juga yang merayakannya di bulan Desember. Khusus untuk perayaan pada 25 Desember ini dimulai tahun 221 Masehi oleh Sextus Julius Africanus. Perayaan ini barulah diterima secara lebih luas tepatnya di abad ke-5.


Meski demikian, masih terdapat sejumlah perdebatan, apakah Natal yang dirayakan setiap Desember adalah benar merupakan peringatan hari kelahiran Yesus Kristus atau bukan. Mengingat beberapa pendapat, seperti yang disebutkan dalam Lukas 2:8, yang menyebutkan bahwa pada malam itu para gembala masih menjaga dombanya di padang rumput. 


Mereka yang kontra, berpendapat bahwa bulan Desember tidaklah memungkinkan bagi para gembala untuk menjaga domba-dombanya di padang rumput malam itu karena musim dingin telah tiba dan pastinya tidak ada rumput yang bertumbuh. Sementara mereka yang mendukung Desember sebagai hari kelahiran Yesus berpendapat meskipun sedang musim dingin, domba-domba tetap berada di kandangnya, dan juga para gembala tetap 
menjaga mereka. Sedangkan, padang rumput tetaplah disebut padang rumput, meski tidak ada rumput.
 

Perayaan Saturnalia

Selain itu, ada pula pendapat yang menyebutkan bahwa sumber perayaan Natal adalah tradisi bangsa Romawi pra-Kristen untuk memperingati dewa pertanian Saturnus. Perayaan ini disebut Saturnalia dan dilangsungkan pada suatu pekan di bulan Desember, di mana puncak peringatannya adalah hari titik balik musim dingin atau winter solstice yang jatuh setiap tanggal 25 Desember berdasarkan kalender Julian. Dalam legenda Romawi, Dewa Saturnus merupakan dewa benih tanaman dan pepohonan yang lebih dikenal dengan nama dewa pertanian. Sebuah kisah menyebutkan, Saturnus pernah memerintah wilayah Roma pada Era Emas dan mengajarkan kepada rakyat bagaimana cara bercocok tanam yang baik dan benar. 
 

Festival Saturnalia dilaksanakan sejak abad ke-5 sebelum Masehi. Awalnya hanya berupa ritual yang sederhana, namun akhirnya berkembang menjadi festival dengan skala yang lebih besar. Festival pertama tahun 497 SM, peris disaat pembangunan Kuil Saturnus di Roma seesai.
 

Festival Saturnalia menjadi salah satu perayaan penting dalam masuknya agama Kristen ke Kaisaran Romawi. Melalui festival ini, para penguasa Romawi penganut Kristen saat itu seperti kaisar Kristen pertama Romawi, Konstantin I, Paus Julius I mengubah tujuan festival Saturnalia dan menetapkannya sebagai hari kelahiran Yesus. Tujuannya, agar agama Kristen dapat diterima tanpa harus meninggalkan tradisi bangsa Romawi. 

Tradisi Natal

Sejumlah tradisi yang identik dilakukan saat perayaan Natal sebenarnya merupakan penyerapan dari beberapa kebudayaan Barat. Sebut saja pohon Natal, berbagi kartu dan hadiah Natal hingga yang menjadi favorit semua anak-anak yaitu, Sinterklas.
 

Menghias pohon Natal menjadi agenda yang menyenangkan setiap kali merayakan Natal. Tradisi ini berkaitan erat dengan sebuah tradisi pra-Kristen Eropa yaitu menghias pohon dan menempatkannya dalam rumah pada perayaan tertentu. Pada abad ke-18 tradisi “Pohon Terang” modern dari Jerman ini semakin berkembang. Ada juga tradisi kirim mengirim Kartu Natal, yang cetuskan oleh John Calcott Horsley dari Inggris pada tahun 1843. 


Sementara itu, Sinterklas menjadi tradisi yang melegenda hingga saat ini, terutama untuk anak-anak. Santa Claus atau Sint Nikolas, dikisahkan sebagai tokoh yang mengunjungi anak-anak dari rumah ke rumah di malam Natal. Digambarkan sebagai seorang pria dengan janggut putih dan tubuh yang besar, menaiki kereta salju terbangnya yang ditarik oleh rusa kutub kemudian membagikan hadiah. Diyakini bahwa Sinterklas, atau Santo Nikolas yang sebenarnya adalah berasal dari kota Myra dan hidup di abad ke-4 Masehi. Sosok ini terkenal karena kebaikan hatinya dalam memberi banyak hadiah kepada orang-orang miskin. 


Di benua Eropa tepatnya di Belanda, Belgia, Austria dan Jerman, Sinterklas digambarkan sebagai figur seorang uskup dengan janggut dan jubah keuskupan resmi. Namun kemudian, figur ini berkembang ke seluruh dunia dan disertai beragam penambahan atribut seperti topi dan lain sebagainya. 

Suka dengan Artikel ini? Jangan Lupa beri likes dan share ke temanmu

1373
0
Simpan
Share

Komentar

Belum ada komentar

(*) Berkomentarlah secara bijaksana
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.